Nutrisi dan Pemulihan Atlet Basket: Diet Khusus untuk Daya Tahan dan Power selama Musim Kompetisi
Bola basket adalah olahraga yang menuntut kombinasi ekstrem antara daya tahan (endurance) aerobik dan power eksplosif, menuntut atlet untuk mampu melakukan sprint cepat, lompatan berulang, dan perubahan arah yang mendadak selama periode pertandingan yang panjang. Untuk mempertahankan performa puncak sepanjang musim kompetisi yang padat, peran Nutrisi dan Pemulihan menjadi sama pentingnya dengan sesi latihan di lapangan. Nutrisi dan Pemulihan yang terprogram dengan baik adalah pondasi yang mendukung Persiapan Fisik Juara dan meminimalkan risiko Menghadapi Cedera Umum. Tanpa asupan makanan dan strategi pemulihan yang tepat, tubuh atlet akan rentan terhadap kelelahan kronis dan penurunan power secara signifikan. Tim gizi di Liga Basket Indonesia (IBL) menetapkan bahwa atlet harus menjaga asupan kalori mereka dalam rentang 4.000 hingga 5.000 kalori per hari selama puncak musim kompetisi.
Fokus utama dalam diet atlet basket adalah karbohidrat sebagai sumber energi utama. Mengingat sifat permainan yang intermiten dan berintensitas tinggi, atlet membutuhkan cadangan glikogen otot dan hati yang maksimal. Oleh karena itu, karbohidrat kompleks (seperti pasta gandum, nasi, dan sayuran bertepung) harus mendominasi piring makan, khususnya pada hari-hari menjelang pertandingan. Periode pre-game sangat penting; makanan yang tinggi karbohidrat dan rendah lemak dikonsumsi sekitar tiga jam sebelum tip-off untuk memastikan energi stabil.
Di sisi lain, protein adalah kunci untuk Nutrisi dan Pemulihan. Latihan kekuatan intensif dan gerakan eksplosif seperti yang diperlukan untuk Meningkatkan Lompatan Vertikal menyebabkan kerusakan mikro pada serat otot. Protein yang cukup (dari sumber seperti daging tanpa lemak, ikan, atau suplemen) diperlukan untuk memperbaiki kerusakan ini. Periode pasca-latihan atau pasca-pertandingan, yang sering disebut golden hour (satu jam pertama), adalah waktu krusial di mana atlet harus segera mengonsumsi campuran karbohidrat dan protein dalam rasio sekitar 3:1 atau 4:1 untuk mengisi kembali glikogen dan memulai perbaikan otot secepat mungkin.
Selain diet, hidrasi yang memadai dan tidur yang berkualitas adalah komponen integral dari Nutrisi dan Pemulihan. Atlet diwajibkan untuk minum cairan yang mengandung elektrolit secara teratur dan memastikan mereka mendapatkan tidur malam minimal delapan hingga sembilan jam setiap hari. Pemulihan yang efektif memastikan otot dapat beregenerasi dan sistem saraf pusat dapat pulih, memungkinkan atlet untuk memulai latihan keesokan harinya dengan power dan fokus yang penuh.
